Mengapa Anda justru berpeluang mengeruk untung
besar jika membeli properti pada saat perekonomian negara sedang kurang baik?
1. Sedikit pembeli
Sebenarnya bisnis properti terkait dengan
siklus ekonomi. Karena itu, kala pasar sedang lesu, permintaan terhadap produk
ini juga menurun. Dengan begitu, harga yang ditawarkan pengembang cenderung
bertahan dan berpeluang naik ketika ekonomi sudah membaik.
![]() |
sumber: google |
2. Beragam promo
Karena permintaan pasar melemah, maka
pengembang mau tidak mau harus meracik ulang strategi promosinya agar properti
yang dikembangkan tetap diburu konsumen. Misalnya, memberikan penawaran tunai
bertahap tanpa bunga, tanpa uang muka, uang muka bisa dicicil 12 kali dan lain
sebagainya.
![]() |
sumber: google |
3. Banyak hadiah
Namanya juga jualan, kalau peminatnya
berkurang tentu harus memberikan program yang menarik. Tidak cukup dengan promo
harga atau keringanan cicilan, pengembang properti biasanya juga menawari begitu banyak
hadiah langsung seperti mobil, sepeda motor, televisi, lemari es, ponsel dan
lain-lain. Padahal, jika pasar membaik, hadiah seperti itu mungkin saja tidak
diberikan.
![]() |
sumber: google |
4. subsidi bunga
Bisa jadi pengembang bekerja sama dengan bank
pemberi kredit pemilikan rumah atau apartemen untuk memberikan subsidi selisih
bunga. Tujuannya untuk menggairahkan pasar properti yang sedang melemah.
Biasanya subsidi selisih bunga itu diberikan selama 1-3 tahun.
![]() |
sumber: google |
5. Bisa ditawar
Jangan ragu menawar. Pengembang properti akan rela
diajak bernegosiasi harga mana kala pasar sedang kurang bergairah. Bagi
pengembang, hitung-hitung bisa berjualan daripadatidak sama sekali yang
akhirnya malah rugi.
![]() |
sumber: google |
Source: Majalah Property Business
0 comments:
Post a Comment